Peradaban Helenistik
bermula pada abad ke-5 SM dengan penaklukan Iskandar Agung atas pesisir Laut
Tengah bagian Timur, Mesir,
Mesopotamia,
dataran
tinggi Iran, Asia Tengah, dan beberapa bagian dari India, yang
menjadi awal dari penyebaran bahasa dan budaya Yunani ke seberang
lautan. Bahasa Yunani menjadi bahasa para sarjana di dunia Helenistik,
dan matematika Yunani melebur dengan matematika
Mesir dan matematika
Babilonia untuk membangkitkan matematika Helenistik.
Pusat pengkajian terpenting pada periode ini adalah Iskandariyah
di Mesir,
yang menarik banyak sarjana dari seluruh penjuru dunia Helenistik,
terutama dari Yunani dan Mesir,
tetapi juga dari Yahudi, Persia,
Fenisia dan bahkan dari India.[7]
Sebagian besar naskah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani
telah ditemukan di Yunani, Mesir, Anatolia, Mesopotamia,
dan Sisilia.
Archimedes
mampu menggunakan infinitesimal
di dalam cara yang sama dengan kalkulus
integral modern. Dengan mengasumsikan proposisi sebagai benar dan
menunjukkan bahwa langkah-langkah berikutnya menunjukkan kontradiksi,
dia dapat memberikan jawaban untuk soal-soal sampai sembarang derajat
keakuratan, pada saat yang sama menspesifikasi limit-limit tempat
beradanya jawaban. Teknik ini dikenal sebagai metode
kelelahan, dan dia memanfaatkannya untuk menghampiri nilai π (Pi). Di dalam Kuadratur
Parabola, Archimedes membuktikan bahwa luas yang dilingkupi parabola
dan garis lurus adalah sama dengan 4/3
kali luas segitiga yang alas dan tingginya sama panjang. Dia
menyatakan solusi untuk soal itu sebagai barisan
geometri tak-hingga, yang jumlahnya sama dengan 4/3. Di dalam penghisap
pasir, Archimedes berupaya menghitung banyaknya butir pasir yang
dapat dimuat oleh semesta. Untuk melakukannya, dia menantang gagasan
bahwa banyaknya butir pasir terlalu banyak untuk dihitung, dengan
merancang skema penghitungan sendiri berdasarkan myriad,
yang dilambangkan oleh 10.000.
Matematika dan astronomi Yunani mencapai tahapan lanjut pada
peradaban Helenistik, yang diramaikan oleh para sarjana seperti Hipparchus, Posidonius,
dan Ptolemy, yang mampu membangun komputer analog
sederhana seperti mekanisme
Antikythera.
Sumber: Wikipedia