Selasa, 03 Januari 2012
tugas resensi
Peresensi : Yeni Farikha
Judul Buku : Sosiologi Islam & Masyarakat Modern
Pengarang : Dr. Syarifuddin Jurdi
Penerbit : Kencana Prenada Media Group
Cetakan : 1 Februari 2010
Tebal Buku : vi,vii,viii,x,xi + 286 halaman
Metodologi studi islam memiliki kajian yang tidak jauh berbeda dengan sosiologi islam, karena Ilmu sosiologi sendiri pendirinya merupakan ilmuan islam yaitu Ibnu Khaldun, sebelum Agust Comte memberi nama tentang kemasyarakatan tersebut. Kajian mengenai Sosiologi Islam pastinya akan terus berkembang dan mengalami kemajuan seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan.
Dengan sebuah urgensi mempelajari Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern tersebut, maka Dr. Syarifuddin Jurdi menyusun buku Sosiologi Islam ini yang diharapkan dapat membuka “jalan” bagi upaya untuk mendiskusikan dan mendialogkan isu dan tema kajjian dalam sosiologi Islam.
Buku ini memiliki 286 halaman dengan tersusun oleh tujuh bab, diantaranya dalam pembahasan di bab pertama, dijelaskan tentang Sosiologi Islam dan Ilmu pengetahuan, yang lebih mengacu ke paradigma sosiologi profetik, yang dimana suatu tradisi sosiologi awal yang begitu kuat dengan menggunakan cara pandang positifistik yang sangat berpangaruh pada perkembangan keilmuan di kemudian hari. Yang bermanfaat untuk mengubah pemahaman masyarakat muslim Indonesia dari pemahaman yang sempit menjadi luas akan suatu cara pandang terhadap pengetahuan.
Dalam pembahasan di bab kedua, menjelaskan tentang sosiologi pemimpin dan pejabat terhadap pendekatan sains dan islam, yang dimana dijelaskan tentang berbedaan antara pemimpin dengan pejabat serta bagaimana cara untuk memperlakukan sesorang yang sebagai atasan dengan seseorang yang sebagai pemimpin. Dan makna dari seorang pemimpin dalam perspektif sosiologi, islam, serta moral seseorang pemimpin. Kemudian membahas pula mengenai tingkah laku elite pemimpin dan legitimasi pemimpin umat yang autentik. Dimana dijelaskan mengenai jarak terhadap masyarakat biasa dengan masyarakat yang memiliki kekuasaan, serta suatu retaknya ukhuwah islamiyah di kalangan pemimpin.
Dalam pembahasan bab ketiga ialah dijelaskan mengenai gerakan sosial, apa pemicunya serta fenomena mengenai gerakan sosial tersebut. Kemudian dijelaskan pula mengenai agama, politik dan gerakan islam. Yang dimana berisi tentang doktrin dari suatu agama, pokok-pokok ajaran, serta faktor doktrinal. Dan dalam bab ini pula dijelaskan mengenai hubungan islam dan Negara, reproduksi gerakan islam politik, serta strategi politik gerakan islam yang membahas mengenai model pendekatan entah itu menggunakan structural maupun kontekstual, serta corak yang ada dalam islam. Kemudian dijelaskan pula mengenai tipologi gerakan sosial islam, perspektif teoritis gerakan sosial, serta teori-teori gerakan sosial.
Dalam bab empat, lebih menjelaskan sosiologi islam menurut pandangan Ali Syari’ati islam progresif dan berkemajuan. Ali Syari’ati sendiri adalah anak pertama dari Muhammad Taqi dan Zahra, yang lahir pada 24 November 1933, ayahnya adalah seorang ulama dan guru besar yang terkenal di Iran. Adapun kakek dari ibunya juga seorang ulama terkenal. Ali Syari’ati adalah seorang tokoh yang membantu perjuangan Imam Khomeini dalam menjatuhkan rezim Syah Iran untuk menegakan kebenaran dan keadilan menurut ajaran Islam. Ali Syari’ati berpandangan mengenai tentang pembagian masyarakat, alat-alat produksi dan pembentukan masyarakat atas dasar suprastruktur yang bersifat politis-ideologis. Ia juga terkenal dengan gagasannya mengenai kekuatan progresif islam dengan mengajak para intelegensia untuk membangun kekuatan dan ide-ide islam progresif. Menurut pandangannya juga Negara-negara dunia ketiga termasuk Iran harus menumbuhkan kembali semangat nasionalismenya, untuk memulihkan kembali warisan budaya dan agamanya yang belum dijajah oleh Barat. Ali Syariati juga menjadikan islam sebagai ideologi pergerakannya dalam rangka menentang rezim Syah Pahlevi yang zalim dan tidak berlaku adil terhadap rakyat. Islam dalam pandangan dan pemahaman Ali Syari’ati juga adalah islam yang dibawa oleh Nabi dahulu dan para sahabat-Nya bersifat revolusioner. Namun, dalam perkembangannya, islam menjadi dogmatic yang berisi doa-doa dan ritual yang tidak menjangkau kemanusiaa, tidak terlepas dari permainan penguasa dan intelektual.
Dan dalam bab kelima, menjelaskan tentang cendekiawan, partai politik, dan demokrasi menurut perspektif sosiologi politik yang ada di Indonesia. Yang dimana berisi tentang pembahasan mengenai para kaum cendekiawan, intelektual, intelegensia atau kaum terdidik atas perannya serta kedudukannya dalam masyarakat. Dan di bab inipun dijelaskan mengenai suatu kelahiran Sarekat Islam (SI) yang di prakarsai oleh cendekiawan muslim pada awal abad ke-20. Serta kegiatan politik yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim pada masa Orde Baru.
Dalam bab keenam ini dijelaskan mengenai politik dan hukum dalam perspektif sosiologi serta kaitannya tentang doktrin, teori dan praktek. Yang dimana dijelaskan tentang dimensi sosiologi dalam politik hukum, yang berisi tentang ketentuan hukum, serta keterkaitannya dengan sosiologi. Dalam bab ini pun menjelaskan tentang pendekatan teoritis sosiologis politik hukum, yang membahas mengenai keterkaitan sosiologi hukum dengan peraturan pola tingkahlaku manusia dalam masyarakat, serta norma-norma hukum. Di bab ini juga dijelaskan mengenai sosiologi politik dan hukum dalam rekonstruksi teoritis yang menjelaskan mengenai sosiologi kritis, sosiologi kritik, dan pandangan islam tentang realitas.
Sedangkan dalam bab terakhir menjelaskan tentang konflik dan kekerasan dalam politik nasional. Yang berisikan faktor konflik dan pemicunya dalam kehidupan umat manusia. Dijelaskan pula mengenai Negara hegemonic dan konflik sosial, serta kerusuhan sosial.
Adapun kelibihan dari buku ini, diantaranya struktural pembahasan yang sistematis, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan secara lebih dalam. Kemudian buku ini memberi bekal terhadap pembaca sebagai wawasan terhadap sosiologi dalam kaitanya mengenai masyarakat dan hubungannya dalam kehidupan sekarang.
Disamping memiliki kelebihan, buku ini pun tidak terlepas dari kekurangannya, yaitu memiliki beberapa pembahasan yang kurang mudah untuk terfahami bagi orang yang masih awam khususnya terhadap konteks kalimat yang terlalu tinggi,
Buku ini sangat bermanfaat bagi para calon cendikiawan muslim sebagai tahap awal dalam memahami islam serta dapat menempatkan dirinya sebagai cendekiawan muda pada masa sekarang, dengan mencontoh cendekiawan-cendekiawan dimasa yang lalu, dan sangat membantu para mahasiswa (khususnya perguruan tinggi yang berbasis agama) dalam kegiatan pembelajaran Metodologi Studi Islam maupun Sosiologi Islam.
Catatan peresensi
Sosiologi Islam adalah suatu cara untuk memahami Islam dengan mengkaji islam sebagai obyek studi ilmu-ilmu sosial. Melakukan sebuah penelitian dan pendekatan untuk mecapai suatu tujuan. Apabila terjadi penafsiran yang keliru oleh pembaca yang disebabkan oleh bahasa yang tidak dimengerti itu, akan berakibat dalam pemahaman Islam yang keliru. Seperti halnya teroris yang disebut-sebut dari kalangan islam, itu merupakan sesuatu paham yang keliru, karena islam tidak mengajarkan kekerasan, islam itu cinta damai.
Langganan:
Komentar (Atom)